Selasa, 18 Oktober 2011

PTK Pendekatan Tutor Sebaya Model think pair share

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI PENDEKATAN TUTOR SEBAYA

DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE

PADA SISWA KELAS VIII-1 MTsN 1 MATARAM

A. Latar Belakang

Matematika sebagai salah satu ilmu dasar adalah merupakan mata pelajaran yang wajib diajarkan di semua level pendidikan. Meskipun demikian kebanyakan peserta didik di semua jenjang pendidikan masih mengangngap Matematika sebagai matapelajaran yang sulit dan membosankan. Anggapan demikian tentu sangat berpengaruh terhadap minat dan motivasi siswa dalam menghadapi mata pelajaran matematika. Matematika menjadi mata pelajaran yang tidak disenangi, tidak dipedulikan bahkan diabaikan yang pada akhirnya mengakibatkan prestasi belajar matematika secara umum rendah.

Begitu juga yang terjadi pada sekolah kami MTsN 1 Mataram, khususnya pada kelas VIII-1 yang baru kami ampu dalam tahun pelajaran ini. Kami amati dalam KBM yang kami lakukan perhatian siswa terhadap penjelasan-penjelasan guru masih rendah. Begitu juga dengan hasil wawancara kami dengan guru yang mengampu sebelumnya sewaktu kelas VII.

Kelas VIII-1 terdari atas 32 orang siswa yang semuanya laki-laki. Sesuai dengan karakternya, siswa laki-laki cenderung labih aktif dan susah dikendalikan, yang berdampak pada sulitnya pengelolaan kelas, kelas ribut dan proses belajar mengajar tidak bisa berjalan dengan lancar. Dampak lain adalah guru mudah terpancing untuk bertindak keras dalam mengelola kelas yang menyebabkan kurang harmonisnya komunikasi dan interaksi guru-siswa.

Kondisi tersebut diatas, tentu sangat berpengaruh pada pencapaian prestasi belajarnya, khususnya mata pelajaran matematika. Dari beberapa hasil evaluasi pembelajaran baik berupa ulangan harian maupun penugasan, diketahui bahwa kemampuan/prestasi matematika sebagian besar siswa kelas VIII-1 masih rendah, bahkan kebanyakan siswa kemampuan melakukan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat sangat rendah. Sebagian kecil siswa yang lain kemampuan matematikanya sudah cukup baik yang ditandai dengan tingginya nilai ulangan ataupun tugas.

Mengingat MTsN 1 Mataram adalah merupakan Madrasah Unggulan di NTB yang sedang berupaya menuju Rintisan Madrasah Berstandar Internasional, rendahnya hasil belajar siswa tentu akan menjadi hambatan yang besar. Atas dasar kenyataan inilah, maka perlu dicari alternatif lainnya dengan melakukan inovasi pendekatan pembelajaran, baik itu dalam penggunaan media ataupun metode penyampaian sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan yang berujung pada meningkatnya hasil belajar siswa.

Berdasarkan permasalahan, penyebab, dampak dan akibat nyata tersebut diatas penulis mengadakan analisis dan evaluasi sebagai upaya pemecahan masalah. Dengan adanya beberapa siswa yang kemampuan matematikanya cukup bagus, penulis akan mencoba pendekatan Tutor Sebaya dengan menerapkan model Think Pair Share untuk mengantisipasi kondisi yang ada pada kelas VIII-1 MTsN 1 Mataram.

Karakter siswa laki-laki yang aktif diharapkan bisa tersalurkan keaktifannya dalam diskusi-diskusi kelompok denngan panduan tutor sebanya. Pendekatan ini diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, karena siswa akan merasa nyaman bertanya serta berdialog dengan teman sebayanya. Siswa yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak malu lagi untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas. Siswa lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik.

Untuk menghindari kesalahan maksud serta menjaga agar penelitian ini lebih terarah dan dapat dikaji secara mendalam maka diperlukan pembatasan masalah.

Masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika kelas VIII-1 MTsN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2011/2012 pada Kompetensi Dasar Menyelesaikan Sistem persamaan Linear Dua Variabel.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas maka rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Pendekatan Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika kelas VIII-1 MTsN 1 Mataram pada Kompetensi Dasar Menyelesaikan Sistem persamaan Linear Dua Variabel?

2. Apakah Model Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika kelas VIII-1 MTsN 1 Mataram pada Kompetensi Dasar Menyelesaikan Sistem persamaan Linear Dua Variabel?

3. Apakah Pendekatan Tutor Sebaya Dengan Model (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika kelas VIII-1 MTsN 1 Mataram pada Kompetensi Dasar Menyelesaikan Sistem persamaan Linear Dua Variabel?

C. Cara Memecahkan Masalah

Berdasarkan analisis dan evaluasi atas permasalahan, penyebab, dampak dan akibat nyata sebagaimana yang telah dijelaskan di latar belakang, penulis mengupayakan pemecahan masalah melalui Pendekatan Tutor Sebaya Dengan Model Think Pear Share (TPS). Cara ini adalah kombinasi antara model TPS dan Tutor Sebaya, dimana dalam setiap kelompok terdapat siswa yang memiliki kemampuan lebih sehingga bisa menjadi tutor bagi anggota kelompok lainnya.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika siswa kelas VIII–1 MTsN 1 Mataram pada semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012

2. Tujuan khusus

Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika siswa kelas VIII–1 MTsN 1 Mataram pada semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012 melalui Pendekatan Tutor Sebaya Dengan Model Think Pear Share (TPS).

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi siswa

a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika.

b. Dapat meningkatkan pemahaman siswa bahwa belajar tidak harus bergantung kepada guru.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Sebagai evaluasi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika.

b. Sebagai wahana dalam memperbaiki proses belajar mengajar dalam upaya meningkatkan keterlibatan siswa.

3. Bagi Sekolah

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah model upaya meningkatkan hasil beajar dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran matematika.

F. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis tindakan dalam penilitian ini adalah melalui Pendekatan Tutor Sebaya Dengan Model Think Pear Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika siswa kelas VIII–1 MTsN 1 Mataram pada semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012.

G. Kajian Pustaka

  1. Hasil Belajar Matematika Siswa

a. Hakekat Matematika

Berbicara mengenai hakekat matematika artinya menguraikan tentang apa matematika itu sebenarnya, apakah matematika itu ilmu deduktif, ilmu induktif, simbul-simbul, ilmu yang abstrak, dan sebagainya. Dengan demikian tanpa mengetahui hakekat matematika kita tidak mungkin dapat memilih strategi untuk pengajaran matematika dengan benar. Begitu pula mengetahui hakekat matematika itu akan membantu kita memilih metode mengajar yang sesuai. Dengan kata lain, penerapan strategi dan metode mengajar itu akan banyak arti bila kita mengetahui hakekat matematika.

Hakekat matematika berkenaan dengan ide, struktur dan hubungan yang diatur menurut urutan logis. Matematika berkenaan dengan konsep-konsep yang abstrak. Kerja Matematika terdiri dari observasi, menebak, menguji hipotesis, mencari analogi dan merenungi teorema-teorema melalui asumsi-asumsi yang merupakan aktifitas mental (Hudoyo, 2002 : 95). Matematika timbul karena fikiran-fikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran.

Matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi semata, melainkan unsur ruang sebagai sasarannya, namun penunjukan kuantitas seperti itu belum memenuhi sasaran matematika yang lain yaitu yang ditunjukan kepada hubungan, pola, bentuk dan struktur. Ini berarti bahwa matematika sekolah tidak dapat dipisahkan sama sekali dengan ciri-ciri penting yang dimiliki matematika yaitu memiliki objek yang abstrak dan memiliki pola pikir deduktif dan konsisten. Jadi dalam penelitian ini hakekat metematika adalah berkenaan dengan ide, struktur yang berhubungan antara konsep yang satu dengan yang lain.

b. Hakikat Belajar

Pengertian belajar sebagaimana disebutkan oleh Muhibbin (2001:55)

adalah “tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”. Sedangkan menurut Djamarah (2004) bahwa “Belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dar bahan yang telah dipelajari”. Dengan demikian belajar adalah proses perubahan tingkah laku dalam hal ini dari yang tidak baik menjadi baik, dari tidak bisa menjadi bisa dan dari tidak tahu menjadi tahu.

Menurut Muhibbin ( 2001 : 130 ) mengatakan bahwa secara global, faktor –faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga yaitu:

1. Faktor internal ( faktor dalam diri siswa ) yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

2. Faktor ekternal ( faktor dari luar siswa ) yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.

3. Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

c. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yakni hasil dan belajar. Hasil adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu, maupun kelompok. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2009: 5). Jadi hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.

Menurut Nurkencana (1999: 20) hasil belajar adalah hasil yang dicapai individu setelah yang bersangkutan mengalami proses pendidikan atau setelah diajarkan suatu pengetahuan tertentu”. Dan hasil tersebut dapat berupa sikap, kebiasaan dan keterampilan. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

2. Pendekatan Tutor Sebaya dengan Model Think Pair Share

a. Pendekatan Tutor Sebaya

Pengertian pendekatan dalam pembelajaran memiliki kemiripan dengan strategi maupun metode, meskipun sebenarnya berbeda. Wina Sanjaya (2006) mengatakan bahwa pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Roy Killen (1998) (dalam Sanjaya, 2006) mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siwa (student-centred approaches). Pendekatan inilah yang melahirkan berbagai metode ataupun strategi pembelajaran.

Sedangkan tutor sebaya adalah siswa di kelas tertentu yang memiliki kemampuan di atas rata-rata yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan temanya dalam memahami materi ajar. Edward L. Dejnozken dan Daven E. Kopel dalam American Education Engcyclopedia menyebutkan “ tutor sebaya adalah sebuah prosedur siswa mengajar siswa lainnya”. Nurita Putranti (2007:2) mengemukakan “tutor sebaya adalah siswa di kelas tertentu yang memiliki kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi ajar”.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendekatan tutor sebaya dalam penelitian ini adalah suatu pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada siswa, dimana siswa yang lebih pandai dari temannya membantu dan mengajari teman lain yang belum bisa terhadap suatu materi.

b. Kelebihan dan Kekurangan Tutor Sebaya

1. Kelebihan Tutor Sebaya

a. Anak-anak diajarkan untuk mandiri, dewasa dan punya rasa setia kawan yang tinggi. Artinya dalam penerapan tutor sebaya itu, anak yang dianggap pintar bisa mengajari atau menjadi tutor temannya yang kurang pandai atau ketinggalan.

b. Siswa lebih mudah dan lebih leluasa dalam menyampaikan permasalahan yang dihadapinya sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik.

c. Membuat siswa yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak malu untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas.

d. Membantu siswa yang kurang mampu atau kurang cepat menerima pelajaran dari gurunya. Kegiatan tutor seraya bagi siswa merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman yang sebenarnya merupakan kebutuhan siswa itu sendiri.

e. Tutor maupun yang ditutori sama-sama diuntungkan, bagi tutor akan mendapat pengalaman, sedang yang ditutori akan lebih kreatif dalam menerima pelajaran.

c. Kekurangan Tutor Sebaya

Seorang tutor hendaknya memiliki kemampuan dalam penguasaan materi dan memiliki kemampuan untuk membantu orang lain. Sawali Tuhusya (2007) menyatakan bahwa “tutor adalah murid yang tergolong baik dalam prestasi belajarnya dan mempunyai hubungan social yang baik dengan teman-temannya”.

Setiap metode tentu ada kekurangan dan kelebihannya. Adapun kekurangan dari penggunaan tutor sebaya antara lain:

- Tidak semua siswa dapat menjelaskan kepada temannya.

- Tidak semua siswa dapat menjawab pertanyaan temannya.

d. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Model Pembelajaran Think Pair Share adalah suatu pembelajaran kooperatif sebagaimana halnya engan tutor sebaya. Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan sejumlah peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda baik dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik anggota kelompok harus saling bekerja dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran (Isjoni 2009: 14).

Menurut Lie (2010) langkah-langkah pembelajaran kooperatif think pair share adalah sebagai berikut:

a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok.

b. Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri

c. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya

d. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjannya kepada kelompok berempat.

Jadi yang dimaksud dengan Model Think Pair Share dalam penelitian ini adalah adalah sesuai dengan namanya yang terdiri dari tiga kata yaitu :

a. Thinking (berpikir) dimana siswa diminta untuk memikirkan suatu pertanyaan atau isu secara mandiri untuk beberapa saat.

b. Pairing yaitu siswa berpasangan dengan teman sebangkunya/terdekat mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama.

c. Sharing yaitu berbagi dengan kelompok yang lebih besar atau keseluruh kelas tentang apa yang telah didiskusikan.

Berdasarkan uraian tentang pendekatan tutor sebaya dan model pembelajaran think pair shar diatas, yang dimaksud dengan Pendekatan Tutor Sebaya dengan Model Think Pair Share adalah kombinasi antara Pendekatan Tutor Sebaya dengan Model Pembelajaran Think Pair Share dengan langkah-langkah pembelajaran mengikuti langkah-langkah Think Pair Share hanya dalam pembagian kelompok diupayakan dalam setiap kelompok terdapat siswa yang mampu menjadi tutor bagi anggota kelompoknya.

H. Metode Penelitian

1. Seting Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Mataram, Jalan Pembangunan B III, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, Propinsi Nusa Tenggara Barat.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 1 Nopember sampai dengan 15 Desember 2011.

c. Siklus Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Dalam setiap siklus terdapat empat tahapan (Tim Proyek PGSM, 1999), yaitu :

a. Perencanaan.

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut :

Ø Membuat sekenario pembelajaran (untuk siklus ke-2 dan siklus ke-3 delakukan dengan memperhatikan hasil refleksi siklus sebelumnya

Ø Membuat lembar observasi untuk melihat kesesuaian antara sekenario pembelajaran yang dibuat dengan pelaksanaan tindakan untuk perbaikan sekenario pembelajaran siklus berikutnya.

Ø Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan, dalam penelitian ini adalah LKS yang memuat soal-soal latihan

b. Pelaksanaan tindakan.

Ø Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam sekenario pembelajaran.

Ø Pelaksanaan tindakan dalam dilakukan selama 2 x 2 x 40 menit untuk setiap siklus

Ø Tiap akhir siklus dilakukan tes untuk mengetahui daya serap belajar siswa selama pelaksanaan tindakan dalam satu siklus.

c. Observasi.

Ø Kegiatan ini dilakukan dengan bantuan guru lain dengan cara mengisi lembar observasi yang telak dibuat. Disamping ceck list, observer juga diminta mengisi saran-saran untuk perbaikan PBM siklus berikutnya.

d. Refleksi.

Ø Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menganalisa hasil tes ulangan harian dan isian lembar observasi.

Ø Analisa nilai ulangan harian ditujukan untuk melihat bagian mana mayoritas siswa masih mengalami kesulitan.

Ø Analisa isian lembar observasi ditujukan untuk memperbaiki aksi/tindakan guru di dalam kelas, terutama dalam mengoptimalkan potensi siswa dalam memahami materi pelajaran.

2. Subyek dan Obyek Penelitian

a. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Mataram Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 32 orang yang semuanya laki-laki.

b. Obyek penelitian

Obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan tutor sebaya dengan model think pair share.

3. Sumber Data

a. Data Aktivitas

Data aktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data aktivitas guru maupun aktivitas siswa selama proses tindakan/proses belajar mengajar berlangsung menggunakan pendekatan tutor sebaya dengan model think pair share.

b. Data hasil belajar

Data hasil belajar diperoleh melalui tes hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran menggunakan pendekatan tutor sebaya dengan model think pair share berlangsung.

4. Tehnik dan Alat Pengumpul Data

a. Teknik pengumpulan data

1. Tes

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 75) bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Teknik tes dalam penelitian ini adalah tes tulis.

2. Observasi

Dalam buku Metodologi Penelitian metode observasi merupakan metode atau cara-cara menganalisis data dengan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung Purwanto (2004: 149). Sedangkan observasi diartikan sebagai pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengkodean serangkaian prilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme sesuai dengan tujuan-tujuan empiris Rakmat (2001: 83)

Berdasarkan uraian diatas, yang dimaksud observasi pada penelitian ini adalah pengumpulan data melalui pengamatan terhadap obyek penelitian dengan cara pencatatan terhadap serangkaian prilaku dan suasana baik guru maupun siswa yang berkenaan aktivitas kegiatan belajar mengajar selama penelitian berlangsung.

3. Angket

Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975). Menurut WS. Winkel (1987), angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga Sedangkan menurut I. Djumhur (1985) angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data.

Jadi Angket dalam penelitian ini merupakan metode pengumpulan data yang berupa suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga.

c. Alat pengumpulan data

Sesuai dengan tehnik pengumpulan data yang akan dilakukan, maka alat pengumpulan data yang akan digunakan adalah :

1. Butir soal tes

2. Lembar Observasi

3. Angket siswa

5. Indikator Kinerja

Yang menjadi indikator keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika Kompetensi Dasar Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel setelah mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar melalui pendekatan tutor sebaya dengan model think pair share.

Ada dua indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu hasil belajar dan aktivitas belajar dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Hasil belajar dikatakan meningkat apabila persentase ketuntasan belajar secara klasikal minimal mencapai 65% dan secara individual seorang siswa dikatakan tuntas jika mendapat nilai diatas KKM yaitu 70

2. Aktivitas belajar meningkat apabila kategori aktivitas belajar siswa minimal berkategori tinggi.

6. Jadwal Kegiatan

No

Jenis Kegiatan

Bulan

Ket.

Nop.

Nopember

Des.

3

4

1

2

1.

Penyusunan proposal

x

2.

Persiapan

x

X

3

Pelaksanaan Siklus I

x

4

Pelaksanaan Siklus II

x

5

Pelaksanaan Siklus III

x

6

Penyusunan Laporan

x

x














Catatan : Jadwal penelitian ini di atas dapat berubah disesuaikan dengan situasi dan kondisi ketika melakukan penelitian.

7. Rencana Angaran Biaya

No

Ketarangan

Jumlah

1.

Transportasi

Rp. 200.000

2.

Pembuatan Proposal Penelitian

Rp. 250.000

3.

Penggandaan Proposal

Rp. 100.000

4.

ATK dan dokumentasi

Rp. 250.000

5.

Penyusunan Laporan

Rp. 250.000

6.

Penggandaan Referensi

Rp. 350.000

7.

Dana tak terduga

Rp. 200.000

Total

Rp. 1.600.000


2 komentar:

  1. maaf boleh tau referensi tentang metode tutor sebaya ?

    BalasHapus
  2. saya juga mau tau buku apa yang digunakan untuk metode tutor sebayanya

    BalasHapus